Friday, April 1, 2016

Pembahasan LPM Kajian no.21 : Menerima Anugerah dari Alloh SWT













Klik immage di atas untuk memperjelas

Yu'til hikmata man yasya' wa man yu'tal hikmata fa qod utia khoiron katsiiro wa ma yadzakaru illa ulul albab.


Memberi (Alloh) hikmah kepada orang yang (Alloh) menghendaki, dan barangsiapa yang diberi hikmah maka sungguh diberi kebaikan yang banyak, dan tidak ingat kecuali orang yang punya akal.

Ketika mengalami musibah dalam hidupnya terkadang seorang kemudian melontarkan kalimat "ya ambil hikmahnya saja".

Pada beberapa tempat dari Quran maupun Hadits istilah " hikmah " dimaksudkan pengertian yang terkandung atau intisarinya.

Dapat dilihat atsar riwayat Abu Huroiroh yang termaktub dalam hadits Sunan Ibn Majah bagian Kitab Zuhud juz 2 no hadits 1395 berbunyi " alkalimatul hikmah dholatul mu'min khaitsuma wajadaha fa huwa ahaqqu biha" > kalimat hikmah adalah barang hilangnya org iman, dimanapun ia menjumpai maka dia lebih berhak untuk mengambilnya.

Kandungan ilmu atau pengertian yang masuk dalam keyakinan seseorang setelah mengalami suatu proses itulah "hikmah" kurang lebihnya, apakah proses itu tidak disengaja, tidak dikehendaki ataupun memang disengaja, direncanakan.

Proses yang tidak dikehendaki misalnya seseorang mengalami berbagai permasalahan atau musibah, akhirnya dia dapat menyimpulkan intisarinya, sedangkan proses yang disengaja contohnya seseorang yang mendalami kandungan Quran dan atau Hadits, maka mereka juga mendapat pengertian intisarinya.

Sama-sama mendapatkan hikmah tentunya lebih enak jika kita menerima pelajaran itu tidak Alloh SWT lewatkan di alam bebas melalui berbagai problema atau musibah yang tidak dikehendaki. Musibah adalah kehendak dan qodrat/kekuasaan Alloh SWT yang mana kita hamba sekedar menjalani.


Lebih mudah dan menyenangkan jika sengaja mencari hikmah pengertian melalui usaha yang kita rencanakan, kita siapkan hati untuk menampung ilmu yang terbentang luas dan begitu dalam melalui kajian Quran dan Hadits.

Mengapa mencari hikmah yang bersumber dari Quran dan Hadits harus direncanakan, dipersungguh ?

Baik, mari kita lihat intisari Quran Surah al-Mujadalah (58);11 " Alloh mengangkat derajatnya orang-orang iman dan orang yang diberi ilmu dari kalian, dan Alloh maha waspada "

Pada ayat tersebut ada kalimat " dan orang yang diberi ilmu".....ilustrasinya mirip dengan istilah " diberi rejeki".

Dalam realitanya adakah orang " diberi rejeki".....atau "dijadikan orang kaya", orang tersebut tidak menjalani proses? tentu saja tidak. Kalau urusan rejeki atau harta boleh jadi iya, misal seorang petani mencangkul tidak menyangka sebelumnya ternyata cangkulnya mengenai segenggaman emas harta karun, bahkan intan berlian yang harganya milyaran, mungkin ya. Tapi untuk urusan ilmu atau hikmah tidak dapat seperti itu.

Untuk memperoleh ilmu harus dengan belajar, " al-'ilmu bi ta'allumi"  ilmu itu dengan belajar.

Dengan kita selalu memohon petunjuk disertai dengan mengikuti kajian Quran Hadits insyaAlloh akan diberi anugerah yang besar sekali manfaatnya. Hidayah yang dibungkus hikmah tidak saja dapat dinikmati di dunia tatapi juga dinikmati hingga hari akhirat kelak.











No comments:

Diperintah Bertanya

  Bismillah